Hubungan Metode Tanya Jawab Berdasarkan Yohanes 4:6-28 dengan Peningkatan Hasil belajar
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR
DAN RUMUSAN HIPOTESIS
Dalam bab II ini akan diuraikan tentang landasan teori yang difokuskan kepada masalah penelitian. Untuk membangun sebuah landasan teori perlu dibangun kerangka berpikir serta rumusan hipotesisnya. Menurut Ngendam Sembiring tentang landasan teori, yaitu: Landasan Teori adalah teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan variable yang akan diteliti, sebagai dasar untuk member jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis) serta intrumen penilaian”
Dengan melakukan studi pustaka terhadap Alkitab dan buku-buku yang menjelaskan hubungan metode pembelajaran berdasarkan Yohanes 4:6-28 dengan peningkatan minat dan hasil belajar siswa di SMA N ..... Medan. Penelitian pustaka merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam penelitian ilmiah.” Penelitian pustaka difokuskan pada buku-buku yang menjelaskan prinsip-prinsip kerja Kristen berdasarkan Yohanes 4:6-28.
Kajian Teori
Latar Belakang Injil Yohanes
Injil Yohanes tampaknya ditulis tanpa sebuah nama. Walaupun demikian, masih ada beberapa nats dalam injil Yohanes dan tradisi gereja yang cukup kuat menunjukkan bahwa Rasul Yohanes merupakan penulis injil keempat (Yohanes 1:20 dan 24). Injil Yohanes sangat jarang menggunakan tata bahasa Yunani, tetapi lazim menggunakan tata bahasa Aram. Menurut David L.Bartlett “Injil Yohanes secara mencolok berbeda dengan kitab-kitab Injil Sinoptik seperti rangkaian peristiwa kehidupan Yesus, pembukaannya menempatkan kisah Yesus dalam konteks penciptaan kosmos dan percakapan Yesus sangat berbeda baik dalam gaya, isi, ucapan, khotbah dan perumpamaan.”
Pada zaman Yohanes, bahasa Aram adalah bahasa sehari-hari yang dipakai oleh orang Yahudi di Israel. Bahasa Yunani dipakai dalam pergaulan dengan orang yang bukan Yahudi, dan bahasa Latin dipakai dalam urusan pemerintahan penjajah, yaitu kerajaan Roma. Tampaknya pada zaman itu bahasa Ibrani hanya dipakai dalam upacara agama Yahudi oleh penjajah. Diduga antara tahun 80 dan 90 M, menurut keterangan yang diperoleh dari Dead Sea Scrolls, “mungkin injil itu ditulis antara tahun 65 dan 75 M pada waktu itu Yohanes berumur antara delapan puluh dan sembilah puluh tahun.”
Menurut C.H. Dodd, Apostolic Preaching dalam bukunya “The Johanninne Epistles, yaitu:
Injil keempat itu menyatakan kerangka kerygma rasuli, tetapi juga bahwa injil Yohanes dengan setia memelihara injil dan suruhan ( yaitu karygma dan didakhe ) para rasul pertama. Memanglah bahwa injil itu ditangan Yohanes, sudah diungkapkan kembali supaya sesuai dengan keperluan-keperluan sejumlah penganut Injil yang jauh lebih luas, namun pada hakekatnya adalah pemberitaan dan pengajaran yang sama.”
Yohanes adalah yang termuda dari semua rasul Kristus, Yohanes dan saudaranya disebut anak-anak guruh, yang menyatakan tabiat mereka, boleh jadi Tuhan Yesus melihat suatu di dalam diri Yohanes yang tidak terdapat di dalam diri rasul-rasul lain. Sesuatu itu terlihat dari injil Yohanes dan dalam tulisannya yang lain yaitu kasih dan pengertian akan Yesus yang lebih dalam dari pada rasul-rasul lain. Dialah murid, yang memberikan kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskan dan kita tahu bahwa bahwa kesaksiannya itu benar ( 21:24).
Menurut buku Pengantar Perjanjian Baru dikatakan, Yohanes diistimewakan oleh Yesus selama dalam pelayanan tiga tahun, seperti pada waktu anak Yairus dibangkitkan (Luk.8:51) waktu Yesus dipermuliakan di atas gunung (Mat.17:1-8) dan waktu Yesus memilih tiga orang murid untuk mengikuti-Nya di Getsemani (Matius 26:36-37).” Dari ayat inilah penulis mengambil uraian bahwa Yohanes telah menulis seluruh injil Yohanes dan ia masih hidup pada waktu orang kristen di Efesus memberikan kesaksian bahwa Yohanes adalah penulis kitab itu.
Latar Belakang Teks Yohanes 4:6-28
Injil Yohanes pasal 4 berhubungan dengan pelayanan Yesus mengenai kesaksian-Nya secara pribadi kepada perempuan Samaria. Yesus selalu memperhatikan jiwa-jiwa secara pribadi. Jika dilihat dari latar belakang Yohanes 4 dikatakan bahwa “Yesus meninggalkan Yudea dan kembali ke Galilea, Yesus Berjalan dari daerah sekeliling Yerusalem ke Galilea melalui Samaria.” Sebagaimana Yesus dalam perjalanan, Yesus secara manusia mengalami kehausan kemudian Yesus berjalan menuju sumur Yakub. Disana Yesus menjumpai seorang perempuan Samaria. Pada saat yang sama perempuan Samaria merasa sangat tersentuh karena ia mengalami kebaikan dan kasih Yesus. Yesus sama sekali tidak memandang rendah kepada perempuan Samaria. Tetapi mengasihinya di dalam kekudusan-Nya. Sehingga perempuan Samaria bertanya kepada Yesus, “Apakah Engkau lebih besar dari bapa kami Yakub? Apakah Engkau sedang merencanakan untuk melakukan suatu mujizat dan memberikan kepada kami sumur yang baru?”
Yesus menjawab dengan menjelaskan bahwa Ia tidak sedang berpikir tentang air duniawi, namun Yesus memberikan kepada perempuan Samaria air hidup. Didukung Waylon Moore, minum air adalah percaya kepada Tuhan Yesus.” Artinya air yang dapat memuaskan semua dahaga rohani yang terus menerus menuju kehidupan kekal. Menurut buku Robert mengatakan bahwa “Yohanes jelas sekali meyakini bahwa manusia cenderung salah memahami anugrah keselamatan Allah sekalipun anugrah itu berada jelas didepan mata mereka.” Yesus menunjukkan kesetian-Nya sampai perempuan Samaria mengakui Yesus sebagai Mesias.
Waktu dan Tempat Penulisan
Bapak-bapak gereja menyatakan bahwa Rasul Yohanes hidup paling lama dibandingkan kedua belas rasul lainnya, bahkan dikatakan Rasul Yohanes merupakan satu-satunya rasul yang mati secara alami, sedangkan Rasul yang lain mati secara martir.” Dijelaskan bahwa Rasul Yohanes dibuang ke pulau Patmos oleh kaisar Romawi tetapi tidak di hukum mati, kitab ini ditulis oleh murid yang dikasihi Yesus (Yohanes 21:20-24) hal itu diakui oleh banyak orang percaya di Efesus. Dialah murid yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menulisnya ( 21:24) dan kita tahu bahwa kesaksiannya itu benar. Dari segi pernyataan di atas peneliti meyakini bahwa injil Yohanes ditulis di asia kecil, di Efesus, diperkirakan sekitar 80-95 M.
Tema, Tujuan Penulis dan Inti Berita
Yohanes 4:6-28
Adapun tema injil Yohanes adalah “Yesus, Putra Allah. Dalam kitabnya Yohanes menyatakan Yesus sebagai Mesias ( Kristus ), yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Maksud Yohanes ialah supaya orang-orang percaya meyakini bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah (Mesias) dan supaya mereka beroleh hidup dari Dia.” “Percakapan Yesus dengan perempuan Samaria ini menunjukkan pengabdian-Nya kepada tujuan Bapa di sorga serta keinginan-Nya yang mendalam untuk menuntun orang ini kepada hidup kekal. Keinginan utama Yesus adalah menyelamatkan yang terhilang.” Tujuan yang jauh lebih utama dibandingkan dengan sekedar makan dan minum. Kita juga harus mengikuti teladan-Nya ini. Banyak orang di sekitar kita siap mendengar Firman-Nya, kita harus berbicara tentang kebutuhan rohani mereka dan tentang Yesus yang sanggup memenuhi kebutuhan itu, Yesus mengingini perempuan Samaria mengakui Yesus adalah kebenaran dan menuntun perempuan Samaria hidup di dalam Kristus. Pertemuan itu juga mengingini bahwa perempuan Samaria bersekutu dengan Kristus dan memiliki keselamatan. Yesus juga menjelaskan kepada Samaria bahwa Mereka yang tidak memiliki kebenaran di dalam diri-Nya mereka sebenarnya bertentangan dengan Allah dan berada di luar kerajaan sorga.
Yesus memberi gambaran tentang Kristus sebaga Firman Allah dan Anak tunggal Allah kepada Perempuan Samaria. Yohanes secara keseluruhan menyatakan tujuan ditulisannya injil Yohanes dalam 20:31 yaitu “supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya”. Tujuan ditulisannya injil Yohanes yaitu “supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya”. Dari penjelasan di atas bahwa injil Yohanes bertujuan untuk memenangkan orang-orang yang belum percaya (orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi) kepada iman yang menyelamatkan.
Metode Pembelajaran Tanya Jawab
Berdasarkan Yohanes 4:6-28 (X)
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.” Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Jika dikaitkan dalam Yohanes 4:6-28 bagaimana Yesus membuka mata rohani perempuan Samaria dalam percakapan-Nya memberikan stimulus tanya jawab. Ketika Yesus melalui daerah itu dalam perjalanan-Nya ke Galilea, Yesus mengalami kelelahan yang biasa dialami orang-orang sampai bertemunya dengan perempuan Samaria. Hubungan antara metode tanya jawab dengan percakapan-Nya terhadap perempuan Samaria membuktikan adanya pengakuan yang mengubah hidupnya berbalik kepada Yesus.
Metode Pembelajaran Tanya Jawab terbuka
Metode tanya jawab terbuka adalah metode yang diberikan secara sengaja untuk menarik perhatian siswa seluruhnya kepada suatu pertanyaan baik pengalaman belajar yang lalu maupun yang akan dibahas. Terbuka adalah bagian dari metode tanya jawab untuk menarik perhatian siswa terhadap sesuatu yang disampaikan yang dijadikan acuan sebagai objek awal proses belajar atau pun awal percakapan. Demikianlah yang Yesus lakukan dalam Yohanes 4:7 dengan metode tanya jawab, diawali dengan kata “berilah aku minum” Yesus memberikan suatu pertanyaan terbuka hingga perempuan Samaria tersebut memberikan respon kepada Yesus sampai pada akhir percakapan-Nya.
Memberi Stimulus
Salah satu bagian dari metode tanya jawab adalah adanya percakapan yang diawali dengan stimulus. Percakapan stimulus tersebut dimulai dari apa yang dibutuhkan atau yang dicari oleh wanita perempuan Samaria. Berkaitan dengan itu, dalam ayat 10 dikatakan“…memberikan kepada mu air hidup.” Yesus memulai percakapan-Nya dengan kata “memberikan”. Kata Yunani e;dwken kata verb indicative aorist active 3rd person singular from di,dwmi kata kerja orang ketiga tunggal yang artinya “Dia telah memberikan” yaitu air hidup. Yesus memulai pembicaraan dengan percakapan “telah memberikan air hidup” adalah suatu umpan yang diberikan Yesus untuk mengawali topik pembicaraan supaya perempuan Samaria dapat menangkap informasi apa yang disampaikan Yesus, berkaitan dengan itu kata “telah memberikan” merupakan awal stimulus yang dilakukan Yesus agar perempuan Samaria itu memberikan respon di dalam percakapan tersebut. Didukung oleh Tim pengembangan Ilmu Pendidikan “pembelajaran itu hanya dapat dilakukan apabila ada suatu stimulus maka para pendidik berupaya memberi sejumlah respon-respon dalam situasi kegiatan belajar.” Dalam terjemahan KJV “given thee living water” artinya “Dia telah memberikan kepadamu air hidup. ” Air hidup adalah suatu pemberian Yesus oleh karena anugrah-Nya semata-mata untuk perempuan yang ia jumpai. Kata memberikan air hidup merupakan suatu cara untuk membuat pemahaman perempuan Samaria untuk merespon atas pernyataan Yesus sendiri tentang pribadi-Nya yang memberikan anugrah, respon itu bisa dapat dimulai dengan stimulus dalam interaksi. Interaksi adalah hal saling berhubungan atau mempengaruhi.” Ditegaskan oleh Nursalam,dkk mengatakan “stimulus dalam pembelajaran memungkinkan peserta didik untuk memahami dasar ilmu pengetahuan.” Artinya interaksi dalam stimulus mempengaruhi proses pengenalan dalam pembelajaran Yesus dengan perempuan Samaria. Ungkapan air hidup merupakan ungkapan tentang karunia Allah yaitu pemberian Allah, kata yang sama bisa merujuk kepada keselamatan, Roh Kudus, atau suatu pelayanan dan karunia rohani, jelas bahwa istilah ini menekankan unsur gratisan.
Menurut Merrill, “pengertian wanita tersebut tentang pernyataan ini kurang sempurna, ia tidak menangkap kebenaran bahwa Yesus sedang berbicara tentang “air Rohani” dan ia masih berpikir tentang hal jasmani baginya, janji Yesus merupakan pemuasan sifat malas yang umum pada manusia. “berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi kesini untuk menimbah air ( ayat 15)” . Dalam tafsiran Injil Yohanes dikatakan bahwa air hidup menunjuk kepada “keselamatan”, keselamatan dalam arti yang luas termasuk segala sesuatu di dalamnya. ”. Didukung oleh Wesley mengungkapkan “memberikan air hidup yaitu Ia menghendaki perempuan itu mengerti bahwa apa yang diberikan Yesus adalah perkara rohani yang memuaskan hati dan jiwa seseorang” . Dalam KJV “Then saith the woman of Samaria unto him, How is it that thou, being a Jew”, yang artinya “berkat kepadaNya perempuan Samaria “bagaimana engkau seorang Yahudi” , disini dijelaskan dimana perempuan samaria siap untuk mencela Kristus dengan mengetahui bahwa Kristus pastilah orang Yahudi. Kristus memakai kesempatan ini untuk mengajar perempuan tersebut mengenai hal-hal ilahi. Kristus memberinya pemahaman ini supaya adanya respon yang baik yang akan diberikan perempuan samaria supaya dengan demikian minat untuk mau merespon semakin tinggi. Dari uraian di atas yang dimaksud dengan stimulus adalah awal pembelajaran yang dipakai untuk memancing aktivitas belajar serta memusatkan pikiran, konsentrasi fokus dalam situasi belajar.
Memperhatikan Setiap Orang
Bagian dari metode pembelajaran adalah guru dituntut untuk dapat memperhatikan setiap peserta didik di dalam proses pembelajaran. Hal yang sama juga dilakukan Yesus dalam Yohanes 4:14 “tetapi barang siapa…akan kuberikan kepadanya…terus memancar kepada hidup kekal.” Kata ini mengidentifikasikan percakapan tentang perhatian Yesus dengan perempuan Samaria. Dalam bahasa Yunani ayat 14 dikatakan “tetapi barang siapa, kata o]j pronoun relative nominative masculine, kata ganti maskulin nominative.” Dalam KJV “ But whosoever “ yang artinya “tetapi siapa saja”, ini menunjukan kepada setiap orang tanpa terkecuali, kata ini ditegaskan dengan tepat dan pasti, bahkan hal ini juga bisa saja menunjuk kepada semua orang.” Yesus memulai pemberitaan-Nya tanpa memilih kepada siapa Ia harus datang seperti yang Yesus lakukan dengan Nikodemus kemudian kepada perempuan Samaria.
Kata o] dw,sw verb indicative future active 1st person singular , kata kerja yang akan datang orang pertama, terjemahan “akan memberikan-Nya”. Berkaitan dengan teks di atas Yesus tidak hanya memberikan keselamatan dalam diri perempuan Samaria tetapi Yesus menunjukkan kepedulian-Nya untuk memperhatikan perempuan Samaria menuju pertumbuhan rohani di bumi yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal. Perhatian Yesus adalah bagaimana perempuan Samaria yang telah menerima keselamatan juga harus menunjukkan perbuatan hidupnya kepada iman di dalam Yesus dan harus bertumbuh bersama Dia. Didukung oleh Pink mengatakan “Yesus menunjukan perhatiannya agar perempuan Samaria bertumbuh secara rohani ketika sudah menerima air hidup di surga dan bertumbuh kepada iman yang tetap bersekutu dengan si pemberi air hidup itu.” Jika dikaitkan dengan guru handaknyalah guru memberikan pembelajaran bukan hanya menyampaikan pembelajaran saja melainkan memperhatikan siswa untuk menerima dan mengamplikasikan belajarnya.
Pribadi Yesus adalah seorang yang dapat memberikan pengajaran kepada siapa saja tanpa pilih kasih, hal ini terlihat bagaimana respon perempuan Samaria akan minatnya untuk mengenal Yesus. Menurut Ismail Mustari mengatakan “salah satu sifat guru adalah tidak pilih kasih” didukung oleh Femi Olivia mengatakan “Minat belajar adalah keinginan atau kemauan seseorang siswa untuk mengikuti pelajaran.” Dari uraian diatas memperhatikan setiap orang adalah memberikan kepedulian / perhatian dalam pengajaran untuk dapat diterima dan diaplikasikan di dalam situasi belajarnya
Memberi Bimbingan
Adapun tujuan digunakan metode pembelajaran tanya jawab adalah siswa dapat dituntut untuk meningkatkan minat dalam belajar melalui proses bimbingan sehingga menghasilkan kualitas pembelajaran yang aktif. Minat adalah kesadaran akan manfaat belajar yang kuat.” Dalam ayat 16 dikatakan “pergilah dan panggilah suamimu dan datanglah kesini…” Kata “pergilah” dalam bahasa Yunani {Upage( verb imperative present active 2nd person aktif kata perintah orang kedua tunggal “pergilah” yang artinya Yesus memerintah perempuan Samaria pergi memanggil suaminya, ini merupakan suatu perintah yang tidak diubah secara sembarangan.
Kata fw,nhson verb imperative aorist active 2nd person, aktif kata perintah “panggilah” jika dilihat dalam KJV yaitu “ call thy husband” , jika di terjemahkan adalah Yesus berkata: “panggillah suami mu. Betapa bijaksana dan sopannya Kristus memulai pokok pembicaraan dengan memerintah perempuan Samaria untuk mengungkapkan kebenaran atas kehidupanya. Perintah yang Kristus berikan kepadanya memiliki maksud yang sangat baik. Adapun maksud dalam nats ini supaya ia dapat membimbing perempuan samaria. Yesus mengambil kesempatan untuk mengingatkan dan memberi teguran dengan cara yang baik. Pada kenyataanNya Yesus lebih tahu bahwa perempuan tersebut tidak memiliki suami yang sah. Didukung oleh J.M.Price bahwa “ketika wanita Samaria disuruh Yesus memanggil suaminya dan berkata bahwa ia tidak memiliki suami, Yesus berkata “tepat katamu,” Yesus mengenal sifat-sifat manusia, bahkan dikatakan dalam Yohanes 2:25 berkata Ia tahu apa yang ada didalam hati manusia. Tak diragukan bahwa Yesus dapat menduga sedalam-dalamnya hidup manusia.” Dari penjelasan di atas jika dikaitkan dengan keberadaan perempuan Samaria, ini merupakan suatu pertemuan yang luar biasa yang tidak terduga dimana Yesus membuat perempuan tersebut semakin berminat untuk lebih dalam lagi berbincang-bincang dengan Yesus yang mengetahui segala apa yang terjadi dalam dirinya.
Jika dikaitkan dengan pengajaran guru, disini Yesus sedang berusaha untuk membimbing dan meningkatkan keyakinan perempuan Samaria terhadap Yesus. Adapun bimbingan yang dilakukan Yesus adalah supaya perempuan Samaria tidak ia hidup lagi dalam perzinahan. Berkaitan dengan nats, guru hendaknyalah membimbing siswa kepada tujuan pengajara supaya siswa sadar akan makna belajarnya. Didukung oleh Kepmendiknas mengatakan “guru hendaknya membimbing siswa untuk menggumuli dan menemukan makna dari bahan ajar sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.” Sama hal dengan Utami Azi mengatakan “cara mengomunikasikan wawasan dan penjelasan sangat berpengaruh terhadap perkembangan minat siswa untuk belajar.” Yesus menasehati perempuan Samaria dan mencoba mengembalikan kesadaran hati nuraninya, sebagai teguran yang lemah lembut yang diberikan dengan baik, sebuah percakapan yang sangat mengesankan, tidak diragukan lagi, ini bukanlah penderitaan perempuan Samaria (bahwa sekian banyak suaminya meninggal), melainkan dosanya, yang hendak dicelah oleh Kristus, mungkin pula ia kawin lari (karena hukum yang berlaku), mungkin ia seorang wanita yang tidak bertanggung jawab, najis, dan tidak setia, disinilah Yesus ingin memberikan teguran untuk membawa perempuan samaria merespon kepada kesadaran akan apa yang perempuan Samaria lakukan selama ini. Dari uraian di atas membimbing adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan minat dan tujuan belajar dengan memberikan perhatian yang penuh sebagai tugas dan tanggung jawab sebagai pengajar.
Metode Pembelajaran Tanya Jawab terarah
Metode tanya jawab terarah adalah tehnik pengajuan yang tepat untuk memberi arah kepada siswa dalam proses berpikir sampai kepada klimaks topik pembelajaran. Artinya bahwa tanya jawab terarah adalah suatu bagian metode tanya jawab yang tersusun baik, direncanakan secara bertahap dari topik pembelajaran yang terarah dan teruji. Menurut Andayani mengatakan “ bentuk tanya jawab terarah ialah menyusun topik yang tearah mengajukan pertanyaan dengan ucapan yang jelas dan intonasi yang tepat.” Jika dikaitkan dengan ilmu dagang, sama hal dengan Anton Irianto mengatakan “anda menjadi penentu arah, sehingga anda dapat terus mengarahkan tanya jawab sampai tawaran dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.”
Metode Tanya jawab terarah merupakan metode dimana guru membuat suatu pengajaran pada topik pembelajaran kepada tujuan klimaks pembelajaran yang diharapkan dan diterima siswa dalam belajar. Bila dikaitkan dengan Yohanes 4:6-28 ini, adapun metode tersebut Yesus lakukan sampai kepada klimaks tujuan pembelajaran. Metode terarah yang dilakukan Yesus dimulai dari ayat 21 “…percayalah kepada Ku…” Yesus memasuki pembelajaran kepada diri-Nya agar dapat dipercayai Perempua Samaria, kemudian masuk tahap menyembah Bapa, Yesus hendak mengubah pola pikir perempuan Samaria tentang menyembah Bapa, yaitu hanya dapat melalui Dia dan sampai pada klimaks pembelajaran yaitu Yesus dalam ayat 26 dikatakan “…Akulah Dia…” Yesus meyakinkan perempuan Samaria untuk mengakui-Nya sebagai perantara Bapa sehingga ayat 28 hasil dari percakapan dijelaskan “…perempuan itu meninggalkan-Nya..dan berkata-kata kepada orang..” demikianlah metode terarah dilakukan supaya topik yang dibicarakan sampai kepada hasil belajar yang diinginkan. Metode terarah tersebut memiliki kaitan dengan pengajaran Yesus. Adapun topik terarah dalam Yohanes 4:6-28 adalah sebagai berikut: pertama, mempercayai Yesus, kedua menyembah Yesus, dan ketiga mengakui Yesus. Ketiga hal tersebut dalam peneliti ini dijadikan sebagai indikator peneliti.
Mempercayai Yesus
Dalam Yohanes 4:21 dikatakan “…percayalah kepadaku…” Kata “percaya” dalam bahasa yunani adalah pi,steuso,n verb imperative aorist active 2nd person.” Kata perintah orang kedua tunggal yang artinya Yesus memerintah “percayalah kamu” Jika dilihat dari KJV “believe me terjemahan : Percayalah kepada Ku. Yesus memberikan penegasan perintah “ percayalah” adalah bukti Yesus sangat mengasihi perempuan Samaria. Berkaitan dalam bahasa batak toba dikatakan “Porsea ma ho di Ahu”. Artinya “percayalah kamu kepada Ku.” Ungkapan Yesus yang dijelaskan disini lebih dalam sekali, seolah-oleh Yesus sangat berharap dengan rendah hati meyakinkan perempuan Samaria untuk menyerahkan diri kepada-Nya. Percaya adalah menganggap, mengakui yakni bahwa benar ada, menganggap dengan pasti, memastikan bahwa akan dapat memenuhi harapan atau dengan kata mempercayakan : menyerahkan dengan sepenuh-penuh kepercayaan, sesuatu yang dipercayai, dianggap benar. ”
Dalam ayat 21 Yesus membuka satu percakapan penting tentang agama. Kata percayalah bisa diartikan tidak boleh tidak dan penting sekali serta dengan tegas agar perempuan samaria itu yakin akan apa yang Yesus katakan untuk percaya kepadaNya. Yesus memberi tahu kepada perempuan Samaria bahwa orang yang berkenan kepada Bapa adalah ketika orang tersebut menyembah-Nya melalui Yesus sendiri.
Menurut Herman N.Ridderbos berkata :
Dari zaman dulu orang samaria telah menyembah Allah disamping berhala-berhala mereka ( 2 Raj.17:26,32,41). Berbeda dari orang yahudi menurut Ul.27:4 (Teks Masoretik ), membawa persembahan mereka kegunung Ebal. Dalam pentateukh mereka, memberikan persembahan kegunung Gerizim, yang letaknya berdekatan dengan sumur Yakub dan menyembah Allah disana. Pada waktu itu mereka membangun bait suci disana ( dengan izin aleksander Agung, menurut josephus), tetapi dihancurkan oleh Yohanes Hyrcanus I, seorang raja Yahudi, pada 128 SM. Penyembah orang samaria akan Allah lanjutkan di Gerizim dan tetap menjadi duri pertikaian agama yang besar” .
Artinya pengenalan mereka akan Allah yang mereka sembah sangat terbatas, peneliti memiliki pernyataan bahwa Yesus sebenarnya menyampaikan bahwa perempuan samaria adalah kepunyaan Tuhan bahkan Dia adalah Mesias yang dinanti-nantikan oleh bangsa Israel. Berkaitan dengan proses pembelajaran guru hendaknya berusaha meyakinkan peserta didik akan suatu pembelajaran agar dapat diterima oleh siswa dalam belajar. Dari uraian diatas mempercayai Yesus adalah pengakuan akan penyerahan diri kepada Yesus, mengakui Dia di dalam Bapa, mengakui Yesus sebagai perantara Bapa dan bukan saja sebagai nabi melainkan percaya untuk mengalami pertobatan di dalam Yesus.
Menyembah Yesus
Yohanes 4:23 dikatakan “…akan menyembah Bapa dalam Roh dan kebenaran...” Kata menyembah Bapa dalam bahasa Yunani proskunh,sousin verb indicative future active 3rd person plural, kata kerja indikatif orang ketiga tunggal yang akan datang artinya dia akan sujud berlutut, membungkukan badan, bersujud dihadapannya atau dia akan meyembah Bapa. Lebih dalam lagi dikatakan dalam bahasa batak “partangiang” yang artinya pendoa. Kata menyembah disini diperdalam sehingga peneliti menganggap bahwa menyembah adalah berdoa kepada Allah. Ini memberitahukan perempuan Samaria bahwa orang-orang akan datang sujud kepada Bapa harus melalui Yesus. Menurut Robert mengatakan “ibadah akan dilakukan dalam Roh dan kebenaran oleh penyataan Allah, dan pemberian Roh dan penyataan kebenaran itu berlaku sekarang.” Lebih dahulu ia berkata bahwa “soal menyembah bukanlah soal tempat, sia-sialah perdebatan antara orang Yahudi dan orang Samaria mengenai tempat penyembahan. Didukung oleh Pink mengatakan “Dalam penyembahan yang benar kepada Bapa tidak ada persoalan mengenai tempat dan syarat-syaratnya. menyembah Bapa sangat ditekankan Tuhan Yesus kepada satu jiwa ini, sesuatu yang baru akan berlaku, Allah bukan lagi dinyatakan sebagai Yahwe ( Allah memegang Perjanjian), melainkan sebagai Bapa.” Sama halnya dengan Anand Krishna mengatakan “Allah Bapa adalah Roh sehingga Ia dapat di sembah dimana saja dan tidak menyembah ditempat tertentu.” Pertanyaan bukan lagi dimana tempat menyembah tetapi bagaimana menyembah Bapa dinyatakan melalui Yesus Kristus. Jadi pertobatan yang Tuhan harapkan ialah bagaimana perempuan samaria menyembah Bapa dengan benar dan sejati melalui Dia. Sama hal dengan Sariwati goenawan mengatakan “kebenaran ada didalam Yesus, jadi untuk bisa menyembah Allah harus dalam kebenaran.”
Menyembah Bapa ialah memberi hormat bakti kepada Allah dengan pikiran yang terang dan hati yang penuh penghargaan dan penyembah yang benar, berbakti kepada-Nya sesuai dengan kebenaran, sungguh-sungguh dan tidak pura-pura. Berkaitan dengan pembelajaran terarah guru sebaliknya memberikan tujuan maksud dari apa yang dipelajari sehingga dari keyakinan belajar dan memberikan tujuan belajar tersebut siswa semakin terdorong dengan belajar selanjutnya. Jadi dari uraian di atas menyembah Bapa adalah sujud atau hormat dan menyembah melalui Yesus Kristus. Dari uraian diatas Menyembah Bapa merupakan penyataan khusus tentang cara mendekati Allah dengan benar didalam Yesus Kristus sang Juruselamat.
Mengakui Yesus
Dalam ayat 26 dikatakan “…Akulah Dia…” Jika diterjemahkan ke bahasa Yunani kata “Akulah” Egw, eivmi verb indicative present active 1st person, kata indikatif orang pertama tunggal, menunjuk kepada Yesus sendiri yang berbicara yaitu “Akulah Dia”. Dilihat dari bahasa batak Toba mengatakan “Ahu do I”, jika diterjemahan “Akulah itu”, peneliti melihat bahwa sesuai artinya menunjukkan bagaimana Yesus membuka rahasia yang tidak pernah Ia katakan sebelumnya, berarti ada suatu yang khusus yang Tuhan nyatakan untuk perempuan Samaria. Menurut Robert kata “Akulah adalah salah satu cara yang dipakai Yohanes untuk menampilkan wibawa dan kebenaran ilahi Yesus.” Yesus tidak hanya mengaku secara terang-terangan bahwa Ia adalah Mesias, tetapi Dia juga mengaku secara tidak langsung bahwa Dia Allah.
Menurut Tafsiran Matthew Henry dikatakan:
“Kristus tidak pernah memperkenalkan diriNya dengan begitu jelas kepada siapapun, tidak kepada Yohanes pembaptis, ketika Ia mengirim utusan kepadanya ( Matius 11:4-5), tidak kepada orang-orang Yahudi ketika mereka menantang Dia member tahu mereka apakah Dia sang Kristus itu (10:24), tetapi Yesus sangat begitu dekat dengan perempuan samaria dan menyatakan diriNya kepada dia” .
Ini membuktikan betapa dekatnya Yesus dengan perempuan Samaria dan betapa berharga perempuan Samaria tersebut dihadapan Allah, bahkan Yesus begitu meyakinkan dengan penuh kepastian dan dengan penuh kuasa kepada perempuan tersebut Akulah Allah itu. Didukung oleh Andrew D.dkk mengatakan “Hamba itu memberi kesaksian tentang pernyataan diri-Nya sebagai Allah dan Juruselamat satu-satunya.”
Pengakuan Yesus mengandung unsur yang baik supaya perempuan Samaria mengakui Dia yang berkata-kata kepadanya, bukan saja nabi melainkan sebagai perantara penyelamat orang berdosa. Menurut Wesley Brill dalam buku tafsiran Injil Yohenes dikatakan “meskipun perempuan samaria orang berdosa tetapi dia juga mengharapkan kedatangan Mesias, nyatalah bahwa hatinya haus akan air hidup itu, sehingga Yesus berkata “ Akulah Dia” dan hasil dari pembicaraan itu terlihat dalam ayat 28 dimana perempuan itu percaya untuk pertama kalinya dan membritakan Yesus kepada banyak orang.” Jika dikaitkan dalam pembelajaran terarah, guru hendaknya berusaha menciptakan keberhasilan dalam belajar dengan siswa dapat meyakini pelajaran tersebut untuk diaplikasikan. Dari uraian diatas “ Akulah Dia” menunjukkan kepada kebenaran bahwa Yesus adalah Mesias yang akan datang, yang harus diakui sebagai pribadi Allah yang patut dipercaya.
Hasil Belajar Peserta Didik (Y)
Minat adalah alat motivasi yang pokok. Minat adalah motivasi yang sangat erat hubungannya dengan unsur minat.” Proses belajar akan berjalan dengan lancar kalau disertai dengan tingginya minat dalam belajar itu sendiri. Menurut Sardiman, minat dibangkitkan dari : Adanya kebutuhan, menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau, memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, menggunakan berbagai macam bentuk mengajar. Dari penjelasan diatas dengan minat yang tinggi maka akan menghasilkan belajar yang baik dengan belajar yang baik maka meningkatkan hasil belajar yang memuaskan. Minat belajar adalah kesukaan individu terhadap suatu obyek atau kegemaran yang disertai dengan perasaan senang sehingga membuat individu memiliki perhatian terhadap obyek tersebut. Minat sangat dipengaruhi oleh individu dalam menguasai pelajaran, penguasaan pelajaran dengan sikap yang teratur akan memperoleh hasil yang baik.
Hasil Belajar Peserta Didik
Menurut KBBI, hasil belajar yaitu hasil adalah sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh usaha,pikiran, sedangkan belajar adalah berlatih untuk mendapatkan ilmu atau pengetahuan.” Hasil belajar adalah hasil akhir yang dapat dilihat baik dari segi nilai maupun berubahan dari apa yang sudah diperoleh.
Hasil belajar dapat diketahuai ketika siswa memperoleh pengetahuan yang baik tentang apa yang dipelajarinya, bahkan hasil belajar dapat dilihat dari hasil tes dalam bentuk angka maupun huruf. Hasil belajar menentukan perubahan-perubahan yang diharapkan, salah satunya perubahan perilaku, sikap dan prestasi belajar.
Meningkatkan Prestasi Belajar
Prestasi belajar banyak diartikan sebagai seberapa jauh hasil yang telah dicapai siswa dalam penguasaan tugas-tugas atau materi pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu. “Prestasi belajar pada umumnya dinyatakan dalam angka atau huruf sehingga dapat dibandingkan dengan satu criteria.” Prestasi belajar adalah nilai seorang dalam pencapaian hasil yang tinggi. Hasil pencapaian prestasi diperoleh dari kerja keras individu dalam mempelajari, memahami dan menerapkan belajar. “Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok serta apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.” Prestasi dapat diperoleh dari usaha yang dilakukan individu, selama proses pembelajaran sehingga hasil tersebut menghasilkan hasil yang terbaik sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dari penjelasan diatas meningkatkan prestasi belajar adalah usaha untuk mencapai hasil belajar dari hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran.
Menghasilkan Perubahan Tingkah Laku
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik. Tidak tertutup kemungkinan bahwa dalam belajar akan menghasilkan perubahan tingkah laku. Menurut kamus besar bahasa Indonesia perubahan tingkah laku adalah perubahan dari perbuatan, tindakan, berlangsung, berbuat sesuatu terhadap.” perubahan itu dapat dilihat dari kepribadian siswa. menurut Elisabeth Hurlock Istilah kepribadian “personality” berasal dari kata latin persona yang berarti topeng. Namun berjalannya jaman modern bangsa Roma mendapat istilah personality atau kepribadian yaitu kualitas perilaku total seseorang.” Bahkan Menurut buku Psikologi pendidikan, kepribadian adalah pemikiran, emosi dan perilaku tertentu yang menjadi ciri seseorang dalam menghadapi dunianya.” Suatu perubahan yang diperoleh dari hasil belajar dapat dilihat dari kepribadian yang baik Salah satu Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar juga ialah keterampilan yang semakin meningkat.
Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas.” Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti keterampilan menulis, mengetik dan sebaginya. Meskipun sifatnya motorik, namun keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi. Didukung oleh Tim budi pekerti “keterampilan adalah hasil dari rangkaian pengalaman dalam bimbingan secara terus-menerus.” Keterampilan yaitu usaha melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Ditegaskan oleh Tommy suprapto “ keterampilan adalah suatu kemampuan untuk menerjemahkan pengetahuan kedalam praktek sehingga tercapai hasil yang diinginkan.” Artinya seseorang mampu dilihat dari hasil belajar jika ia melakukan segala keterampilannya dengan sistemastis dan terbuka serta menghasilkan sesuatu dari keterampilan yang diperoleh.
Perubahan tingkah laku juga dapat dilihat dari sikap anak sebelum dan sesudah belajar. Hasil belajar dapat dilihat dari sikap anak dalam kehidupan sehari-hari. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response tendency ) dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya. Jadi menghasilkan perubahan tingkah laku dapat dilihat ketika individu berusaha berhasil dalam belajar, dan keterampilan dari apa yang ia pelajari. Didukung oleh Winastwan Gora, dikatakan “belajar adalah perubahan tingkah laku, perubahan tersebut karena latihan atau pengalaman, perubahan tingkah laku tersebut pada dasarnya relative yaitu perubahan dari tingkat yang sederhana sampai yang kompleks.”
Perubahan tingkah laku adalah suatu aktivitas yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam menerima tujuan pembelajaran dan hasil dari perubahan tingkah laku ialah interaksi aktif. Bentuk perubahan seseorang dinyatakan akibat pengalaman dan latihan saat proses pembelajaran, dan perubahan itu dilihat dari kecakapan, keterampilan, harga diri, watak dan penyesuaian diri dengan lingkungannya. Berdasarkan uraian di atas meningkatkan perubahan tingkah laku adalah usaha untuk meningkatkan pengetahuan dilihat dari sikap melalui latihan dan pengalaman serta tingkat hasil belajar dalam proses belajar.
Meningkatkan Perubahan Intensional
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan adanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan tertentu, keterampilan dan seterusnya.” Perubahan yang disengaja biasanya didukung oleh faktor motivasi yang baik untuk mengaplikasikan belajarnya. Menurut Syaiful “motivasi adalah perubahan energy didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif ( perasaan ) dan reaksi untuk mencapai tujuan.” Lebih jauh Nohei Nasution menegaskan motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sehubungan dengan itu, disamping perilaku belajar menghendaki perubahan yang disadari, juga diarahkan pada tercapainya perubahan tersebut. Jadi, jika seorang siswa belajar pendidikan agama kristen, sehingga setidaknya ia memiliki pengetahuan tentang hal rohani dan lebih dari pada itu siswa akan sadar akan pentingnya PAK dalam kehidupannya sehingga kenyataan sehari-hari siswa akan menunjukan kerohaniaannya (misal ucapan shalom) dari hasil kesengajaan belajar yang disadari.
Perubahan intensional adalah pengalaman atau praktik atau latihan dengan sengaja dan didasari dilakukannya dan bukan secara kebetulan.” Perubahan intensional akan dicapai siswa dengan sejalannya minat dalam proses belajarnya, intensional perwujudan dari esensi perubahan belajar artinya semakin tinggi potensi minat dalam belajar maka hasil belajar pun akan lebih baik dan hasil belajar itu akan menghasilkan perubahan intensional siswa yang dimiliki secara pribadi.
Menurut Moh Suardi mengatakan perubahan intensional adalah praktek yang disengaja dilakukan dan bukan secara kebetulan.” Perubahan intensional juga dipengaruhi oleh proses belajar yang bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni diperolehnya sesuatu yang baru ( seperti pemahaman dan keterampilan yang baru ) yang lebih baik dari pada apa yang sebelumnya. Aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya tetapi karena usaha siswa itu sendiri. Jadi dapat dijelaskan meningkatkan perubahan intensional adalah usaha yang disengaja dan disadari dalam mempraktekkan langsung pelajaran dari apa yang dipelajari.
Kerangka Berpikir
Setelah kajian teori dipaparkan dengan didukung oleh berbagai sumber yang berhubungan dengan variable X dan variable Y, maka selanjutnya peneliti akan mengemukakan tentang kerangka berpikir yang sesuai dengan rumusan masalah. Dengan demikian, kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Metode pembelajaran tanya jawab
berdasarkan Yohanes 4:6-28
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal” . Metode pembelajaran tanya jawab berdasarkan Yohanes 4:6-28 memiliki dua dimensi utama yang mempengaruhi minat dan hasil belajar siswa di sekolah. Pertama adalah Metode tanya jawab terbuka yang memiliki tiga indikator yaitu memberikan stimulus, memperhatikan setiap orang dan memberi bimbinga. Kedua adalah Metode tanya jawab terarah yang memiliki tiga indikator yaitu mempercayai Yesus, menyambah Yesus dan mengakui Yesus.
Stimulus adalah suatu awal bagian metode tanya jawab yang digunakan untuk memusatkan konsentrasi dalam belajar. Selain member stimulus untuk meningkatkan respon siswa, dalam bagian metode tanya jawab guru hendaknya memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memperhatikan siswa kearah pembelajaran, bahkan berhak untuk membimbing siswa kepada tujuan pembelajaran yang diharapkan. Namun kenyataan masih banyak guru agama kristen kurang menguasai metode tanya jawab sehingga dalam bagian tanya jawab tersebut guru kurang memberikan stumulus dalam memulai pembelajaran, guru tidak begitu memperhatikan siswa serta kurang membimbing siswa kepada arah pembelajaran seperti di SMA N .... Medan akibat dari kurangnya kesadaran guru diduga siswa tidak memperhatikan guru berbicara, berbisik-bisik dengan teman sebangku, permisi ke toilet dengan waktu yang lama, berpura-pura sakit supaya bisa permisi untuk masuk ke ruangan unit kesehatan siswa (UKS). Berdasarkn uraian diatas kemungkinan metode tanya jawab yang di lakukan guru berdasarkan Yohanes 4:6-284:6-28 diduga adalah rendah.
Tentang Hasil Belajar Siswa
SMA Negeri ... Medan
Dalam proses belajar hal yang sangat diharapkan dalam proses pembelajaran ialah bagaimana siswa memiliki minat belajar. Minat sangat mempengaruhi seluruh aspek dalam dirinya. Minat pada dasarnya tumbuh karena siswa tersebut melihat,mendengar bahkan berpengalam langsung dengan belajarnya. Sama halnya dengan hasil belajar, tujuan individu belajar ialah untuk memperoleh hasil belajar, hasil belajar yang dimaksud ialah perubahan siswa akan usahanya dalam belajar dan prestasi yang dilihat. Biasanya hasil belajar dapat diperoleh dari apa yang sedang ia pelajari maupaun sudah ia pelajari.
Adapun peneliti menemukan satu dimensi utama dengan hasil belajar siswa di SMA N ... Medan. Yaitu hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari meningkatkan prestasi belajar yaitu hasil akhir yang diperoleh selama mengikuti proses pembelajaran, meningkatkan perubahan tingkah laku dan meningkatkan perubahan intensional yaitu perubahan yang disengaja dari hasil belajar yang dilakukan secara positif untuk mempraktekkan ulang dari pengalaman belajarnya.
Hasil belajar sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar dilihat dari perubahan tingkah laku yang mengarah kepada aplikasi dalam belajar yang disebut interpersonal. Namun kenyataan masih banyak siswa tidak begitu mengetahui makna tujuan belajarnya, disamping itu banyak siswa yang kurang peduli dengan hasil belajarnya seperti di SMA N ... Medan diduga siswa melamun dikelas, menggunakan handphone saat proses pembelajaran dan mengganggu teman yang lain.
Berdasarkan uraian diatas, kemungkinan hasil belajar siswa di SMA N ... Medan dalam belajar agama kristen berdasarkan Yohanes 4:6-28 masih rendah.
Kemungkinan Terjadi Hubungan Metode Pembelajaran Tanya Jawab Berdasarkan yohanes 4:6-28 dengan Peningkatan Hasil belajar siswa di SMA N ...
Berdasarkan uraian diatas tentang kerangka berpikir pertama dan kedua, peneliti memiliki asumsi bahwa kemungkinan ada hubungan yang signifikan antara metode pembelajaran Tanya jawab berdasarkan Yohanes 4:6-28 dengan peningkatan minat dan hasil belajar siswa.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, kajian teori dan kerangka berfikir, serta pedoman tersebut diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Pertama, diduga kemungkinan metode tanya jawab yang di lakukan guru berdasarkan Yohanes 4:6-284:6-28 diduga adalah rendah.
Kedua, diduga ada berbedaan dengan menggunakan Tanya jawab sebelum dan sesudah dilakukan guru berdasarkan Yohanes 4:6-28 dengan hasil belajar siswa.
Ketiga, diduga ada hubungan yang signifikan antara metode pembelajaran Tanya jawab berdasarkan Yohanes 4:6-28 dengan peningkatan hasil belajar siswa.
Medan.
Komentar
Posting Komentar